Ini bukanlah kisah dari seekor kupu-kupu yang bermetamorfosis, tapi ini kisah cinta ibarat seekor kupu-kupu. Kisah ini berawal ketika aku menginjak remaja, saat aku baru merasakan apa itu cinta. Cinta selalu membuatku ingin bersama dengan orang yang aku cinta. Bagai pucuk pucuk daun muda yang mempesona, sosok itu telah menjadi magnet dan punya daya tarik tersendiri sehingga sang ulat selalu ingin menghampirinya. Namun kisah sang kupu-kupu tak berhenti disitu, ternyata lambat laun ulat itu harus berubah menjadi kepompong.
Bagai cintaku, yang harus terbelenggu menunggu dan menunggu menutup hati pada yang lain menunggu berubah menjadi kupu-kupu untuk menghampiri sang pucuk daun yang kini telah berbunga. Setelah 4 tahun menutup hati sekarang kepompong itu telah berubah menjadi kupu-kupu, setiap waktu kupu-kupu itu pergi ke taman untuk mencari bunga si pucuk-pucuk daun. Suatu waktu kupu-kupu itu telah menemukan bunga yang telah menarik hatinya, tetapi bunga itu bukan bunga si pucuk daun. Namun, bunga itu telah membuka hati sang kupu yang selama ini telah terbelenggu, ter jerat dalam penantian panjang tanpa kepastian. Kupu-kupu itu berubah menjadi kupu kupu yang sangat indah karena setiap hari selalu meminum nektar kebahagiaan dari sang bunga. Namun suatu waktu sang bunga telah memberikan nektar yang beracun pada sang kupu. Kupu-kupu menjadi sakit, sangat lemah dan kini hanya dengan satu sentuhan saja sayapnya yang indah akan patah. Kupu-kupu yang indah tapi rapuh. Kupu-kupu sangat kecewa tapi ia simpan didalam hati, ia berat meninggalkan sang bunga meski telah menyakitinya. Itulah perjalanan sang kupu-kupu, entah sampai kapan ia bisa bersabar menemani sang bunga hingga sang bunga memberikan rasa yang tulus pada sang kupu. Sang kupu kini hanya bersabar, bukan lagi rasa yang kini dipentingkannya tetapi justru kebiasaan dan kebersamaannya dengan sang bunga selama inilah, yang membuatnya bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar